Tempat wisata di Zona Lampung mungkin belum terkenal seperti Bali, akan tetapi kalau Kamu hanya mempunyai tenggat terbatas dan menelaah tempat berlibur dengan dekat dengan Jakarta barangkali pantai dalam pesisir selatan darat Sumatera bisa menjadi pilihan yang pas. Belum banyak secara tahu kalau Lampung memiliki teluk dgn arus yang tenteram dan pantai berpasir putih. Tulisan ini saya buat sesudah mengunjungi Pulau Pahawang yang terletak pada Kabupaten Pesawaran, Terkatung-katung. Untuk menuju darat tersebut kami kudu menyeberang dari Pantai Klara.

Saya rapi teman rombongan dengan total 8 sosok berangkat dari Daerah khusus ibukota jakarta pada Jumat silam usai jam biro. Kami menyeberang dengan kapal ferry beker 3 pagi di Sabtu dini perian dari Merak dan kemudian tiba tepat kala matahari terbit dalam Bakauheni. Menurut keterangan yang saya baca dari internet, transportasi umum menuju Rantau Klara tidak tidak sedikit tersedia. Berhubung nominal rombongan kali ini menerbitkan dalam satu mobil, akhirnya kami putuskan untuk menyewa sopir dan kendaraan perseorangan.
Kami sarapan Pulau Pahawang ke Bandar Lampung terlebih dahulu. Setelah menimbun energi, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Klara dengan waktu tempuh 1 jam selalu dari pusat metropolis. Pantai Klara potongan dari Kelapa Muktamar, dinamakan begitu olehkarena itu memang banyak nyiur melambai berderet seturut pasir putih. Inilah titik penyeberangan ke Pulau Pahawang & sekitarnya. Kami mencarter perahu menuju darat dan lokasi snorkeling untuk sehari maksimum dengan harga Rp 500. 000, -. Menurut teman kami yang asli Lampung, harga tersebut aktual bisa ditawar bertambah murah lagi. Kira-kira pemilik kapal menanjakkan harga karena tahu mobil kami dengan berplat "B".
Ayah Pengemudi Perahu sudah handal dalam mengolah para turis. Abdi dibawa ke lokasi snorkeling pertama pada dekat Pulau Pahawang Besar yang tidak terlalu dalam. Biota lautnya masih beragam, warna batuan karang kendati berwarna-warni cerah. Ada ikan pisau-pisau secara makan seperti tangkur dengan posisi tegak. Sayangnya, karena masih dangkal kami kurang betah berlama-lama disini karena seringkali terkeloyak karang.
Tujuan ke-2 adalah berkunjung di Pulau Pahawang Kuntet. Di pulau ini terdapat cottage perseorangan milik orang Perancis. Pengunjung dilarang menutup ke area graha berkayu tersebut. Daratan ini juga dikelilingi pohon bakau dgn pasir putih dengan berarus tenang.
Puas bermain dengan ramal dan ombak, pecacal melanjutkan agenda snorkeling di titik lainnya. Masih di sekitar Pulau Pahawang Imut, kali ini lokasi dengan lebih dalam. Kali ini kami betah, alam bawah laut sedang terjaga indah. Saya dan beberapa teman mencoba sensasi free dive sekaligus mengira kemampuan underwater camera untuk berbagai pose.
Hari beranjak petang, kami memutuskan tambah ke daratan berhubung cuaca juga mulai mendung. Setelah memburu bermain di samudra, kami membersihkan diri dan berganti baju di kamar membasuh umum yang ada di Pantai Klara. Pulangnya, kami singgah ke Warung Bakso Haji Sony secara terkenal di Terkatung-katung. Memang paduan yang pas setelah berenang kami makan sajian berkuah hangat. Aku juga sempat mampir ke toko oleh-oleh Yen-Yen untuk membeli oleh-oleh khas Lampung yaitu pisang cokelat dalam berbagai merasai dan kemplang.

Saya rapi teman rombongan dengan total 8 sosok berangkat dari Daerah khusus ibukota jakarta pada Jumat silam usai jam biro. Kami menyeberang dengan kapal ferry beker 3 pagi di Sabtu dini perian dari Merak dan kemudian tiba tepat kala matahari terbit dalam Bakauheni. Menurut keterangan yang saya baca dari internet, transportasi umum menuju Rantau Klara tidak tidak sedikit tersedia. Berhubung nominal rombongan kali ini menerbitkan dalam satu mobil, akhirnya kami putuskan untuk menyewa sopir dan kendaraan perseorangan.
Kami sarapan Pulau Pahawang ke Bandar Lampung terlebih dahulu. Setelah menimbun energi, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Klara dengan waktu tempuh 1 jam selalu dari pusat metropolis. Pantai Klara potongan dari Kelapa Muktamar, dinamakan begitu olehkarena itu memang banyak nyiur melambai berderet seturut pasir putih. Inilah titik penyeberangan ke Pulau Pahawang & sekitarnya. Kami mencarter perahu menuju darat dan lokasi snorkeling untuk sehari maksimum dengan harga Rp 500. 000, -. Menurut teman kami yang asli Lampung, harga tersebut aktual bisa ditawar bertambah murah lagi. Kira-kira pemilik kapal menanjakkan harga karena tahu mobil kami dengan berplat "B".
Ayah Pengemudi Perahu sudah handal dalam mengolah para turis. Abdi dibawa ke lokasi snorkeling pertama pada dekat Pulau Pahawang Besar yang tidak terlalu dalam. Biota lautnya masih beragam, warna batuan karang kendati berwarna-warni cerah. Ada ikan pisau-pisau secara makan seperti tangkur dengan posisi tegak. Sayangnya, karena masih dangkal kami kurang betah berlama-lama disini karena seringkali terkeloyak karang.
Tujuan ke-2 adalah berkunjung di Pulau Pahawang Kuntet. Di pulau ini terdapat cottage perseorangan milik orang Perancis. Pengunjung dilarang menutup ke area graha berkayu tersebut. Daratan ini juga dikelilingi pohon bakau dgn pasir putih dengan berarus tenang.
Puas bermain dengan ramal dan ombak, pecacal melanjutkan agenda snorkeling di titik lainnya. Masih di sekitar Pulau Pahawang Imut, kali ini lokasi dengan lebih dalam. Kali ini kami betah, alam bawah laut sedang terjaga indah. Saya dan beberapa teman mencoba sensasi free dive sekaligus mengira kemampuan underwater camera untuk berbagai pose.
Hari beranjak petang, kami memutuskan tambah ke daratan berhubung cuaca juga mulai mendung. Setelah memburu bermain di samudra, kami membersihkan diri dan berganti baju di kamar membasuh umum yang ada di Pantai Klara. Pulangnya, kami singgah ke Warung Bakso Haji Sony secara terkenal di Terkatung-katung. Memang paduan yang pas setelah berenang kami makan sajian berkuah hangat. Aku juga sempat mampir ke toko oleh-oleh Yen-Yen untuk membeli oleh-oleh khas Lampung yaitu pisang cokelat dalam berbagai merasai dan kemplang.